Webseries TwiRies The Series Behind The Scene Part 2

Syuting hari pertama, belum ada satu episode pun yang seluruh adegannya kelar. Jadinya Epic agak khawatir, bakalan selesai enggak ya hari kedua ini? Mana ada satu episode belum terjamah sama sekali lagi. Berbekal semangat berkarya meskipun mata sepet karena bergadang sampai dini hari, kegiatan hari kedua ini pun dimulai dengan briefing sambil sarapan pizza mini yang rasanya mantap jiwa dari Warung Kopi Mang Japra.

Pembahasan paling seru menyoal ngefiksin jadwal pengambilan gambar. Pasalnya begini....

Apa yang paling ribet dari syuting? Bukan... bukan cinta lokasi sebelah pihak atau mesti adu akting sama mantan, meskipun ya itu nyesek dan ribet juga sih. Yang paling ribet di syuting TwiRies The Series adalah mindah-mindahin peralatan semacam lampu, kamera, tripod, dan teman-temannya ke seting berikutnya. Untung aja ya ini enggak mesti pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, semacam pindah dari Bandung ke Jakarta gitu. Karena itulah jadwal pengambilan gambar mesti mempertimbangkan soal ini. Tapi bukan hanya itu yang mesti diperhitungkan. Biasanya perpindahan adegan disertai dengan pergantian wardrobe dan makeup. Ini juga butuh waktu. Jadinya mesti milih mana yang lebih efektif, baru deh dibikin jadwalnya.

Seperti biasa, sedari kedua aktris di-makeup-in sama Shita, Epic udah berkabar sama para Creator via live twit dan instagram memakai tagar #TwiRiesTheSeries. Dan masih dong pakai jaringan 4G Smartfren yang lancar jaya meskipun Vila Bupati91 ini berada di Dago Pakar yang merupakan area perbukitan di Bandung.

Pengambilan gambar pertama dimulai dari episode 3. Karena episode ini ceritanya dalam satu waktu tanpa ada perpindahan hari, jadinya enggak ada acara ganti baju dan perubahan makeup, its mean lumayan mangkas waktu. Nuansa ceritanya paling beda dari episode-episode lainnya karena cuman di episode ini ada adegan sedih-sedihan. Eva sama Evi tampaknya enggak kesulitan berakting kali ini. Jadinya syuting cukup cepat. Bikin Epic lega karena mesti nguber seabreg adegan di episode lain.

Acara makan siang kali ini ada adegan drama dalam drama, alias slek-slekan. Masalahnya sih sepele semacam persoalan makanan dan cara bikin kopi, tapi karena pada capek jadi tercipta mini drama. Tapi itu sih mending ya, kalau si kembar sih udah sedari bangun pagi sewot-sewotan XD Jadi mereka suka cekcok kayak di cerita web series-nya itu bukan mitos sodara-sodara. Biasalah kayaknya kurang seru kalau enggak ada ginian, eh. Tapi semuanya beres di waktu itu juga. Tim tetep kompak dan... seru. Dede yang doyan bergoyang dengan gaya kocak bikin semuanya ketawa parah. Kalau tadi itu mini drama seri bagian serius, ada juga mini drama seri ngakaknya. Ceritanya gini, Evi dan Shita lagi bergosip ria di kamar waktu makeup-an. Evi lupa matiin mic-nya, alhasil obrolan mereka jadi bocor XD Semenjak itu Evi dan Eva selalu memastikan mic-nya mati, apalagi saat mau ke toilet. Hadeuuh malesin banget kan ya kalau kedengeran.

Syuting diterusin ke episode terakhir. Di episode ini banyak adegan makannya. Giliran gitu aja si kembar tampak menjiwai banget. Kayaknya emang bukan akting sih, tapi beneran hobi makan.

Hari kedua ini sedari siang cuaca memang mendung, mengundang aura-aura leyeh-leyeh, mana Vila Bupati91 ini nyaman banget lagi. Menuju sore, hujan turun dengan lebat. Tapi suara hujan dan petir berhasil diamankan sehingga enggak masuk ke dalam sound.

Paling seru adalah syuting adegan terakhir. Dede ikut berperan jadi sosok misterius. Di depan kamera, Dede mendadak demam panggung. Padahal biasanya kalau enggak direkam, Dede hobi akting macem-macem peran. Pokoknya berbakat deh. Mungkin karena belum terbiasa aja depan kamera, jadi bawaannya grogi. Lucu juga ngeliat Dede latihan dialog, eh. Setelah diulang beberapa kali, akhirnya adegan itu berhasil mendapat kata bungkus dari Ivan yang hari kedua ini didapuk sebagai asisten sutradara.

Ternyata enggak kelar sampai di situ. Rizky dan Fathoni yang bertugas mengabadikan behind the scene melakukan wawancara dulu ke si kembar. Baru diakhiri dengan foto bersama. Sayang nih Pak Sutradara Willy karena ada keperluan enggak sempet ikut foto bareng dulu sebelum pulang. Ketika melihat jam, ternyata udah setengah tujuh malam. Ternyata selesai syuting sesuai dengan jadwal. Bersyukur banget jadinya. Sebelum rehat buat makan malam, seluruh tim beres-beres dulu. Beresin peralatan, ngumpulin sampah, sampai packing barang. Multitasking pokoknya. Prinsip kerennya sih bersakit-sakit dahulu baru bersenang-senang. Padahal semuanya udah pada kepengin pulang aja itu mah. Selesai semua, baru deh ngumpul buat makan sambil hahahihi.

Proses pembuatan webseries TwiRies lalu berlanjut ke pasca produksi. Saatnya editing! Bukan hanya editor yang berperan di proses ini. Eva-Evi ngasih brief alias panduan editing, Ivan juga ikut memberi masukan. Selama proses editing, Dede sebagai editor sampai bergadang berhari-hari, pernah juga malah enggak tidur sama sekali. Tektokan antara Dede dan Eva-Evi juga alot sampe dini hari. Yang paling lama terutama bikin bumper-nya. Itu loh opening yang durasinya cuman belasan detik. Tapi justru pengerjaannya paling alot. Pas liat hasil akhirnya, semuanya lega.

Baca juga Mengenal Tugas Dasar Seorang Video Editor

Btw, Epic nerima masukan dari Creator buat bikin episode-episode selanjutnya makin berkembang baik. Silakan loh Creator kasih komentar di videonya. Atau di artikel ini. 

Yuk tonton hasilnya di:

Terima kasih pada Smartfren yang telah menjadi partner mewujudkan TwiRies The Series