Jadi YouTuber Berbahasa Daerah: Cara Kreatif Melestarikan Kebudayaan Lokal Sekaligus Menghasilkan


youtuber-berbahasa-daerah
IG Live Bincang Mimdan 4


Mengaplikasikan ‘pelestarian budaya’ kadang terdengar sulit, bila dalam pikiran hal itu harus berupa upaya besar atau sebuah pergerakan yang melibatkan orang banyak, seperti membuat pertunjukan. Padahal hal itu bisa dilakukan perorangan di keseharian lewat hal sederhana. Misalnya saja dengan tetap menjadi penutur bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari. Memang, itu menjadi tak mudah ketika berada di perantauan. Namun, bukan menjadi suatu yang mustahil. Seperti yang dilakukan Nadia Nesa. Konten kreator muda ini bahkan karena kerinduannya memakai bahasa Ibu, membuat kanal YouTube berbahasa Minang.

 

Terinspirasi dari Bayu Skak dengan pemakaian bahasa penutur Jawa, Nadia Nesa berpikir dia pun dapat menggunakan Bahasa Minang, bahkan mengajarkannya di kanal YouTube-nya. Keunikan tersebut ternyata menjadi nilai jual tersendiri. Terbukti dengan pelanggan kanalnya yang mencapai puluhan ribu. Upaya edukasi ini telah membantu para perantau mengobati kerinduan mereka akan kampung halaman dan orang-orang yang berminat belajar bahasa Minang.

 

Tentu itu tidak terjadi sekonyong-konyong, bibit konsistensinya sejak tahun 2016 lah yang kemudian bertumbuh hingga berbuah. Salah satu buahnya adalah penghasilan dari kanal tersebut. Meski Nesa yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta mengaku belum dapat diandalkan sebagai penghasilan utama. Namun, yang lebih penting, kecintaannya pada kebudayaan lokal tersalurkan lewat cara kreatif dan membangun.

 

Dalam acara IG Live Bincang Mimdan #4 di akun IG @merajut_Indonesia bertema ‘Jadi YouTuber Berbahasa Daerah, Memang Bisa Sukses?’ pada Minggu 27 Februari 2022 lalu, Nesa membeberkan beberapa tips cara merawat kanalnya hingga menghasilkan. Program yang secara berkala dilaksanakan PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) lewat Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (Mimdan) ini memang selalu mengetengahkan tema-tema menarik. Dipandu Evi Sri Rezeki dengan santai dan lumer justru berhasil menyampaikan bobot tema tanpa membuat penonton jelimet.

 

Cara Kreatif Ala Uni Nesa Membuat Konten Berbahasa Daerah Agar Diterima Publik

Creators, setiap proses pembuatan karya memang selalu tidak mudah. Apa yang membuat seorang creator bisa bertahan adalah motivasi yang menjadi bahan bakar tak terhingga dalam diri. Karena akarnya harus dari diri, maka hal pertama yang harus Creators temukan adalah dorongan itu. Akar dari perjuangannya. Tentunya setiap orang akan berbeda. Dorongan itulah yang tidak bisa diduplikasi. Sehingga Creators harus melakukan dialog pribadi hingga menemukan amunisi sejati. Bila Nesa ingin membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi perantau tangguh yang bahkan dapat tetap melestarikan bahasa ibunya di tengah gempuran kota besar, Creators tentunya punya motivasi sendiri yang nantinya diwujudkan dalam karya-karya berkesinambungan.

 

nadia-nesa-youtuber-berbahasa-daerah
Nadia Nesa, Youtuber berbahasa daerah


Jika dorongan tidak bisa diduplikasi, beda lagi dengan strategi pembuatan karya. Creators bisa mempraktikan cara-cara kreatif Nesa dalam membangun kanal YouTube berbahasa daerahnya. Berikut beberapa poin penting yang disampaikan Nesa:

 

Tuangkan Konsep dalam Outline

Kesulitan content creator biasanya terletak pada bagaimana menyampaikan isi pemikiran dalam keseluruhan video agar pesan bisa diterima penonton. Creators dapat membuat konsep dulu yang dituangkan ke dalam poin-poin sehingga isi video bisa fokus, tidak lari ke sana-sini sehingga membingungkan penonton. Menurut Nesa, hal itu memang memakan waktu, tapi bisa menghasilkan konten dengan kualitas baik. Contohnya konten video seri belajar Bahasa Minang yang dibuatnya. Berhubung itu adalah konten edukasi, Nesa tidak ingin menyesatkan penontonnya. Dia meramu sendiri semacam kurikulum pembelajarannya.

 

Riset Selalu Menjadi Kunci

Creators, dalam membuat konten, Nesa tidak pernah lalai meriset. Ini penting sekali, karena setiap konten kreator harus menganggap penontonnya cerdas. Jangan karena asal-asalan Creators jadi dirujak netizen, ya. Namun, bukan berarti Creators harus membuat konten yang rumit karena ingin terlihat cerdas. Justru semakin sesuatu disampaikan dengan sederhana, jelas, dan mudah ditangkap, semakin cerdas pembuatnya.

 

Riset juga tidak selalu hal-hal yang jelimet, dalam seri belajar Bahasa Minang, Nesa selalu berkonsultasi dulu dengan keluarganya dalam pelafalan kata. Itu merupakan upaya riset sederhana yang sangat berarti. Nesa juga rajin mencari tahu hal-hal unik dari budaya maupun sejarah dari tempat-tempat di kampung asalnya. Sehingga hasil riset itu dapat dituangkan dalam video bertema wisata yang tetap menggunakan bahasa ibunya. Keuntungan lain dari meriset adalah Creators menjadi memahami apa yang disampaikan. Itu sangat membantu ketika berbicara di depan kamera, lho. Creators tidak akan banyak kesalahan dan justru akan lancar berbicara.

 

Melihat Tren Sebagai Daya Tarik

Supaya konten video Creators menjangkau lebih banyak penonton, Nesa menyarankan untuk mempelajari apa yang sedang tren. Bukan berarti asal numpang viral, tapi hal itu justru menjadi daya tarik dari video yang dibuat. Tren yang ada dipilih yang sesuai dengan konsep kanal YouTube-nya. Ketika musim prank, Nesa tidak ingin ikut-ikutan karena tidak sesuai dengan napas kanalnya. Tetapi, ada tren-tren lain yang dapat diangkat. Misalnya tren travelling. Tren ini dipakai Nesa sebagai strategi untuk mengenalkan tempat-tempat menarik beserta budaya di kampung halamannya.

 

Memakai Dwi Bahasa

Seiring dengan makin luasnya jangkauan kanalnya, Nesa membuat kanalnya menjadi dwi Bahasa, yaitu memakai bahasa Minang dan bahasa Indonesia. Nesa memberi tips, jika tidak ingin memakai dwi Bahasa, Creators dapat menyertakan subtitle di dalam video, seperti apa yang dilakukan Nesa dari awal pendirian kanalnya. Memang akan sedikit repot, tetapi penonton yang tidak menguasai bahasa daerah tertentu tetap dapat menikmati konten video yang Creators produksi.

 

Menghadapi Kritikan

Hal yang terpenting lainnya dalam membangun kanal YouTube adalah harus tahan banting menghadapi kritikan, apalagi jika bentuknya hanya kejulidan semata. Nesa sendiri memilih menghapus komentar-komentar julid demi kesehatan mentalnya. Akan tetapi justru sangat berterima kasih pada penonton yang memberinya kritikan membangun, sehingga komentar itu Nesa biarkan dan dibalasnya. Nesa ini memang tipe konten kreator yang rajin sekali membalas komentar, lho. Dia selalu memeriksa satu per satu komentar yang masuk.

 

nadia-nesa-youtuber-berbahasa-daerah
Kanal Youtube Nadia Nesa


Keuletannya dalam mengangkat bahasa dan budaya Minang membuat Nesa menjadi salah satu pemudi Indonesia yang menginspirasi. Epic berharap makin banyak bermunculan Creators yang memilih bahasa daerah sebagai bahasa penuturnya. Semoga membuat kanal YouTube berbahasa daerah bisa jadi inspirasi buat Creators yang saat ini ingin membuat kanal tetapi masih bingung mau mengangkat topik apa.

0 Comments

Newest